Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Cari Blog Ini

Selasa, 19 Maret 2013

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa

1. Gabriel Batistuta

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Ia menolak pindah ke klub lain meskipun Fiorentina degradasi ke Serie B Italia pada musim 1992/93. Namun pada tahun berikutnya, striker Argentina yang kerap disapa Batigol ini membawa klubnya kembali ke Serie A. Dari Newell's Old Boys hingga gantung sepatu di Al Arabi, Batigol mengemaskan total 254 gol dari 441 kali main. Setelah sembilan musim bersama Fiorentina, ia dijual ke AS Roma dan menjadi sumber inspirasi utama Giallorossi untuk meraih scudetto ketiga dalam sejarahnya.

2. Thierry Henry

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Kala membela Arsenal, Henry menjadi topskor Liga Primer Inggris sebanyak empat kali (2002, 2004, 2005 dan 2006) dan menjadi pemain tersubur The Gunners dengan 226 gol dari semua kompetisi. Ia juga meraih dua gelar penting bersama timnas Prancis, yakni Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.

3. Roberto Baggio

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Sayangnya, Baggio lebih diingat dengan kegagalannya mengeksekusi tendangan dari titik putih sehingga Italia kalah adu penalti melawan Brasil di final Piala Dunia 1994. Tapi, tanpa penampilan Baggio yang gemilang sepanjang turnamen itu, Azzurri tak mungkin mencapai final. Ia menjadi anak emas sepakbola Italia sejak bergabung dengan Fiorentina pada 1985, sebelum rekor transfernya ke Juventus menjelang Piala Dunia 1990. Dikenal dengan sebutan "The Divine Ponytail" karena rambut kuncir dan ketaatannya menjalankan agama Budha, Baggio meraih scudetto dua kali - bersama Juventus pada 1994/95, dan AC Milan pada musim berikutnya. Pemain Terbaik Dunia versi FIFA pada 1993.

4. Alessandro Del Piero

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Juventus forever, per sempre, selamanya! Itulah si Pinturicchio yang sudah lima kali scudetto bersama Bianconeri dan menjadi ikon klubnya dengan 500 penampilan lebih. Sama halnya dengan Batigol, ia pun menolak keluar dari klubnya yang degradasi pada 2006 akibat kasus Calciopoli. Titel U-21 Eropa pada 1994 dan 1996 disandangnya, ditambah lagi gelar juara Piala Dunia 2006. Loyalitas adalah emas!

5. Marco Van Basten

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Torehan 218 gol dari 280 penampilan bersama Ajax dan AC Milan bukan prestasi yang mudah diraih. Ia juga mengoleksi hat-trick gelar pada 1992 - Pemain Terbaik Dunia versi FIFA, Pemain Terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Dunia. Marco van Basten menjadi pemain yang sukses mengikuti jejak Johan Cruyff, sekaligus memimpin Belanda juara Eropa untuk pertama kalinya pada 1988. Bersama AC Milan, ia meraih Piala Eropa pada 1989 dan 1990. Sayangnya, cedera pergelangan kaki memaksanya pensiun lebih dini. Meski demikian, Van Basten tetap berkiprah dalam dunia sepakbola. Ia melatih timnas Belanda pada 2004-08 dan kini mengasuh Ajax.

6. Ronaldo (Ronaldo Luiz Nazario Da Lima)

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Sang fenomena ini sudah dua kali meraih hat-trick gelar Pemain Terbaik FIFA, Eropa dan Dunia. Nama Ronaldo mulai bangkit ketika melesatkan 58 gol dalam 60 pertandingan di awal karirnya bersama Cruzeiro pada 1993. Setelah dua musim yang gemilang bersama PSV Eindhoven, ia bergabung dengan Barcelona pada 1996 dan membukukan 34 gol dalam 37 laga untuk menjadi topskor. Bersama Inter Milan, Ronaldo 'mengejek' gaya pertahanan klub Italia lainnya. Alhasil, 25 gol dikemasnya, sekaligus membawa Inter juara Piala UEFA - semuanya dalam musim pertamanya. Ia juga meraih topskor pada dua musim pertamanya bersama Real Madrid. Duka kekalahan 3-0 dari Prancis pada final Piala Dunia 1998 terhapus, ketika Ronaldo membawa Brasil juara Piala Dunia berikutnya. Ia menjadi topskor dengan 8 gol, dan dua di antaranya dicetak di final melawan Jerman.

7. Bobby Charlton (Sir Robert Charlton)

7 Striker Terbaik Sepanjang Masa
Inilah salah satu pemain terbaik Inggris sepanjang masa. Bobby Charlton meraih 106 caps dan 49 gol bersama timnas Inggris. Sebagai bagian dari "Busby Babes" yang selamat dari tragedi Munich 1958, Charlton sepuluh tahun kemudian membawa Manchester United menjadi klub pertama Inggris yang juara Piala Eropa. Charlton juga membantu tuan rumah Inggris meraih Piala Dunia 1966. Perlawanan Charlton kontra Eusebio di semifinal melawan Portugal dikenang sebagai pertandingan terbaik Inggris sepanjang masa.


10 Gol Terbaik Sepanjang Sejarah

Gol Terbaik Sepanjang Sejarah

Di dalam setiap pertandingan sepak bola, apalagi yang ditunggu oleh para penonton kalau bukan saat – saat terciptanya gol ? Gol tersebut akan berkali – kali lipat menjadi tidak terlupakan apabila terjadi dengan indahnya. Berikut akan kita bahas 10 gol terbaik sepanjang sejarah dunia bola :

10. Nomor sepVasquez, pada saat IFK Goteborg melawan Orebro SK. Gol itu merupakan gol pertamanya untuk Goteborg, yang diperoleh dengan cara tendangan rabona atau tendangan yang dilakukan dengan kaki menyilang. Untuk gol perdana, kemungkinan tidak akan ada yang mampu menyamai gol tersebut.














9. Gol yang tercipta oleh Esteban Cambiosso di pertandingan antara Serbia & Montenegro melawan Argentina tepat untuk dimasukkan dalam daftar 10 gol terbaik sepanjang sejarah. Biasanya gol terjadi dengan aksi individual, namun kali ini gol tersebut bisa tercipta melalui kerja sama sebuah tim yang patut diacungi jempol. Sebanyak 26 passing yang diperlukan hingga akhirnya Esteban Cambiosso melesakkan tendangan terakhir yang berbuah gol cantik.













8. Zlatan Ibrahimovic mencatatkan namanya dalam salah satu 10 gol terbaik sepanjang sejarah pada saat ia masih bergabung di Ajax. Gol itu didapatkannya saat melawan NAC Breda. Praktis ia melewati seluruh barisan pertahanan Breda sebelum akhirnya melakukan gol dengan cara yang fantastis.

7. Selanjutnya, Tony Yeboah alah satu pemain serang terbaik yang berasal dari Ghana. Gol tersebut memenangi penghargaan gol terbaik semusim pada saat itu.
















6. Nama Marco Van Basten juga masuk dalam daftar 10 gol terbaik sepanjang sejarah dengan golnya untuk Belanda pada saat bersua USSR di kompetisi final Euro 1988. Gol tersebut dinyatakan fantastis karena tercipta dalam sudut yang hampir tidak memungkinkan untuk terjadinya gol.




5. Greorge Weah berada di posisi ke lima dengan golnya bersama AC Milan. Berawal dari sepak pojok di gawang AC Milan, Weah melakukan aksi brilian dengan dribling solonya menuju ke gawang musuh, melewati hadangan dan kejaran beberapa lawannya, ia berhasil menusuk masuk ke daerah pertahanan musuh dan melakukan gol ke gawang Verona.

4. Siapa yang tidak mengenal Lionel Messi ? Pemain lincah dari Barcelona ini mencatatkan namanya dalam daftar 10 gol terbaik sepanjang sejarah pada saat Barcelona melawan Getafe. Berlari menggiring bola sejauh 200 kaki sambil melewati barisan pertahanan musuh, Lionel Messi sukses melesakkan gol dan mengecoh kiper Getafe. Walaupun setelah ini masih banyak gol indah yang dihasilkan Messi, namun tidak dipungkiri, gol tersebut merupaksatu yang terhebat.













3. Legenda dunia sepak bola Pele turut ambil bagian di dalam daftar 10 gol terbaik sepanjang sejarah. Betapa tidak, golnya yang tercipta di final piala dunia 1958 antara Brazil melawan Swedia merupakan kombinasi cantik pada saat ia menangkap operan bola dengan dadanya, lalu memposisikan bola untuk kemudian melakukan gol dengan tendangan voli. Dan itu ia lakukan di usianya yang baru 17 tahun. Sungguh sempurna dan memang pantas menyandang gelar seorang legenda. Untuk menyaksikan gol tersebut bisa klik link berikut :

2. Mendekati nomor pertama, terdapat nama Roberto Carlos, saat melawan Perancis. Carlos menciptakan gol spektakuler bagi timnya Brazil melalui tendangan bebas di tengah lapangan. Tak ayal gol yang tidak disangka – sangka ini patut masuk ke dalam daftar ini sebagai runner-up.

1. Gol yang diciptakan oleh Diego Maradona pantas mendapatkan posisi teratas di dalam daftar 10 gol terbaik sepanjang sejarah. Gol tersebut tercipta pada pertandingan Piala dunia tahun 1986 pada saat Argentina melawan Inggris. Berawal dari umpan yang didapat dari Hector Enrique, Maradona menggiring bola dari tengah lapangan, melewati 5 pemain lawan sebelum akhirnya berhadapan dengan kiper Inggris Peter Shilton. Dengan presisi yang akurat, Maradona melakukan tendangan dengan jarak dekat dari sisi kanan lapangan.


Inilah seluruh daftar 10 gol terbaik sepanjang sejarah yang bisa Anda peroleh. Memang masih banyak gol – gol hebat yang tercipta setelahnya, namun tidak disangsikan, ke 10 daftar tersebut memang layak untuk diabadikan.

7 Gelandang Bertenaga Badak

1. Gennaro Gattuso
tenaga badak

Ini dia gelandang bertenaga badak paling kuat di muka bumi, Gennaro Gattuso. Bersama AC Milan, Gattuso meraih banyak gelar domestik, Eropa sampai dunia. Ia juga bagian Timnas Italia saat juara Piala Dunia 2006 di Jerman.

2. Michael Essien
tenaga badak

Michael Essien adalah gelandang bertenaga badak yang cerdas. Ia tak hanya kuat adu badan dengan pemain lawan, tapi juga cerdik mengumpan di antara rapatnya pertahanan lawan.

3. Roy Keane
tenaga badak

Roy Keane adalah salah satu ikon Manchester United. Bertenaga, disiplin, temperamental dan sering mentekel lawan dengan keras.

4. Claude Makelele
tenaga badak

Makelele saat memperkuat Paris Saint-Germain pada 2010 lalu.
Claude Makelele sering dijuluki tukang pikul. Tugasnya lebih banyak menahan serangan tim lawan, menekel dan membagi bola ke depan.

5. Matias Almeyda
tenaga badak

Matias Almeyda adalah tipe gelandang bertenaga badak yang bermain tanpa kompromi.

6. Patrick Viera
tenaga badak

Viera pernah memperkuat Juventus, Inter Milan dan Manchester City.
Patrick Viera mulai dikenal luas saat membela Arsenal. Permainannya yang selalu menjelajah dan tekel-tekel kerasnya adalah ciri khas Viera.

7. Yaya Toure
tenaga badak

Yaya Toure yang sekarang menjadi tulang punggung Manchester City.

5 Tim Paling Banyak Menjuarai Laga Piala Cahampion UEFA

1. Real Madrid (9 kali juara)

Siapa yang tidak kenal dengan real madrid club raksasa asal spanyol ini telah menjuarai Piala Cahampion sebanyak  9 kali.
Real Madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah sepak bola Spanyol menurut jumlah gelar juara yang telah mereka dapatkan, dengan memenangi 31 kali gelar juara La Liga dan 9 kali juara Piala Champions/Liga Champions UEFA. Klub ini juga menerima penghargaan Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA pada 23 Desember 2000. Selain itu, Madrid juga berhasil menerima FIFA Order of Merit pada tahun 2004. Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan lencana kehormatan (badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka bertanding pada pertandingan Liga Champions.

2. AC Milan (7 kali juara)

Bila dihitung berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.

3.  Liverpool FC (5 kali juara)
Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris. Selama 16 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 7 tropi juara Piala Liga, selisish 2 dengan Aston Villa. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali – yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.
Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 5 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour, serta berhak memiliki tropi secara permanen. Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005 serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada 1977, 1986 dan 2001.
Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad 20 menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk Level dunia, Liverpool berapa di urutan ke 8 setelah Real Madrid, Juventus, Barcelona, AC Milan, Bayern Munchen, Inter Milan & Ajax. adapun Manchester united yang telah mendominasi Liga Inggris selama 2 dekade terakhir berapa di posisi ke 11 di bawah Liverpool, Benfica dan Anderlecht.

4.  FC Bayern München, AFC Ajax dan FC Barcelona (4 kali juara)

  • FC Bayern München
Berdasarkan sejarah Bayern adalah tim paling sukses di sepak bola Jerman, karena mereka telah memenangkan paling banyak kejuaraan dan paling banyak piala. Mereka juga tim Jerman paling sukses dalam kompetisi internasional, setelah memenangkan enam trofi. Bayern merupakan salah satu dari tiga klub telah memenangkan semua tiga kompetisi besar Eropa dan juga klub terakhir yang memenangkan Liga Champions tiga kali berturut-turut , mereka berhak memakai lencana multi-pemenang selama pertandingan Liga Champions.
  • AFC Ajax
Sejak didirikan pada 1900, Ajax memasuki periode keemasan pada periode 1970-an. Saat masih ditangani Rinus Michels dan diperkuat Dua Belas Rasul-nya, Ajax merajai Eropa dengan menjuarai Liga Champions tiga tahun berturut-turut pada rentang 1971-1973.
Ajax kemudian dikenal dengan sistem pembinaan pemain muda yang handal dan terus melahirkan pemain-pemain berbakat dari dalam maupun luar Belanda. Seakan tiada habisnya, Ajax terus mengekspor para pemain terbaiknya, mulai dari Marco van Basten, Dennis Bergkamp, hingga Patrick Kluivert.
Setelah para pemain muda Ajax kembali mengejutkan Eropa dengan menjuarai Liga Champions 1995, masa keemasan Ajax kembali pudar. Butuh waktu untuk kembali merajai Benua Biru. Tapi, sebagai langkah pertama, Ajax harus merengkuh gelar Eredivisie yang belum lagi didapat sejak musim 2003/04 lalu.
  • FC Barcelona
Didirikan pada 1899 oleh 12 pemain sepak bola berasal dari Swiss, Inggris, dan Spanyol dibawah pimpinan Joan Gamper. FC Barcelona memiliki motto “Barca bukan hanya sekedar klub” (El Barça, és més que un club) serta memiliki himne yang berjudul “El Cant del Barca” yang diciptakan oleh Jaume Picas and Josep Maria Espinàs. Tidak seperti klub sepak bola pada umumnya, FC Barcelona benar-benar milik dan dioperasikan oleh para suporternya. Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona.
Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 10 gelar Piala Super Spanyol, 4 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 4 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bukti paling nyata ketika pada tahun 2009 FC Barcelona berhasil menjadi klub Spanyol pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions). Dilanjutkan dengan raihan gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan gelarnya menjadi Sextuples. Barcelona merupakan klub sepak bola pertama di dunia yang melakukan raihan ini. Fans Barca juga sering dipanggil Culés.


5.  Manchester United dan Internazionale Milan (3 kali juara)
  •  Manchester United
Manchester United F.C. adalah sebuah klub sepak bola papan atas di Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester, Dibentuk sebagai Newton Heath L&YR F.C. pada 1878 sebagai tim sepak bola depot Perusahaan Kereta Api Lancashire dan Yorkshire Railway di Newton Heath, namanya berganti menjadi Manchester United pada 1902.
Meski sejak dulu telah termasuk salah satu tim terkuat di Inggris, barulah sejak 1993 Manchester United meraih dominasi yang besar di kejuaraan domestik di bawah arahan Sir Alex Ferguson – dominasi dengan skala yang tidak terlihat sejak berakhirnya era Liverpool F.C. pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an. Sejak bergulirnya era Premiership pada tahun 1992, Manchester United adalah tim yang paling sukses dengan dua belas kali merebut trofi juara. Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).
  • Internazionale Milan
Inter menjadi satu-satunya klub di Seri A yang tidak pernah turun ke Seri B, karena klub Juventus harus turun ke Seri B pada musim 2006/2007 terkait dengan kasus Calciopoli atau pengaturan skor pertandingan. Pada 2009-10, Inter Milan menjadi satu-satunya tim di Italia yang meraih treble winner[4] setelah memenangi tiga gelar sekaligus, yaitu: Seri-A, Coppa Italia dan Liga Champions disusul Quintuple[5]dengan memenangi lagi Piala super italia dan Piala dunia antarklub FIFA pada 2010.

10 Klub Sepak Bola Terbaik Sepanjang Masa

10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa - Sepakbola, siapa yang tidak mengenal olahraga yang satu ini. Olahraga ini bukan hanya digemari oleh kaum Adam, bahkan anak-anak dan kaum hawa juga menyukai olahraga yang satu ini. Fanatisme dari kelompok suporter klub tertentu merupakan bumbu penyedap tersendiri dalam dunia sepakbola. Prestasi-prestasi yang diperoleh oleh klub yang mereka dukung adalah sebuah kebanggaan bagi para suporter tersebut. Berikut ini yugo21 akan share tentang 10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa pada Eranya Masing-masing. Silahkan disimak, siapa tahu klub anda termasuk kedalam Daftar 10 Klub Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa di bawah ini :
10. Juventus Era Lippi (1994-2003)
Marcello Lippi mengambil alih posisi manajer Juventus pada awal musim 1994-95. Ia lantas mengantarkan Juventus memenangi Seri-A untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1980-an di musim 1994-95. Pemain bintang yang ia asuh saat itu adalah Ciro Ferrara, Roberto Baggio, Gianluca Vialli dan pemain muda berbakat bernama Alessandro Del Piero. Lippi memimpin Juventus untuk memenangi Liga Champions Eropa pada musim itu juga, dengan mengalahkan Ajax Amsterdam melalui adu penalti, setelah skor imbang 1-1 pada babak normal, dimana Fabrizio Ravanelli menyumbangkan satu gol untuk Juve.

Sesaat setelah bangkit kembali, para pemain Juventus yang biasa-biasa saja saat itu secara mengagumkan bisa mengembangkan diri mereka menjadi pemain-pemain bintang. Mereka adalah Zinedine Zidane, Filippo Inzaghi dan Edgar Davids. Juve kembali memenangi Seri-A musim 1996–97 dan 1997–98, termasuk juga Piala Super Eropa 1996dan Piala Interkontinental 1996. Juventus juga mencapai final Liga Champions di musim 1997 dan 1998, tetapi mereka kalah oleh Borussia Dortmund (Jerman) dan Real Madrid (Spanyol).
Setelah dua musim absen karena dikontrak oleh Inter Milan (dan gagal), Marcello Lippi kembali ke Juventus di awal 2001. Pria penyuka cerutu ini lantas membawa beberapa pemain biasa, yang kembali ia berhasil sulap menjadi pemain hebat, di antaranya Gianluigi Buffon, David Trézéguet, Pavel Nedvěd dan Lilian Thuram, dimana para pemain tersebut membantu Juve kembali memenangi dua gelar Seri-A di musim 2001-02 dan 2002-03. Juve juga berhasil maju kembali ke final Liga Champions, sayangnya mereka kalah oleh sesama tim Italia lain, AC Milan. Tahun berikutnya, Lippi diangkat menjadi manajer timnas Italia setelah bersaing ketat dengan Fabio Capello, dan mengakhiri eranya sebagai pelatih terbaik Juventus di era 1990-an dan awal 2000-an

9. Benfica era Eusebio (1960-1970)
Benfica adalah tim pertama untuk memecahkan dominasi Real Madrid di awal Piala Champions Eropa . Setelah memenangkan dua Piala Champion berturut-turut melawan FC Barcelona (1961) dan Real Madrid (1962). Itu adalah kali terakhir Benfica memenangkan kompetisi internasional.
Selama dekade ini, Benfica mencapai final Piala Champions Eropa tiga kali, tetapi mereka gagal meraihnya, setelah kalah melawan Milan (1963), Internazionale (1965), dan Manchester United (1968).

Pada tahun 1968, Benfica dianggap sebagai tim terbaik Eropa oleh Perancis Sepakbola , meskipun kekalahannya di Piala Champions. Banyak keberhasilan di tahun 1960-an dicapai berkat bintang mereka Eusebio. Bahkan, tahun 1960-an adalah periode terbaik sejarah Benfica, di mana klub memenangkan delapan Kejuaraan (1960, '61, '63, '64, '65, '67, '68, dan '69), tiga Portugal Piala (1961, '64, dan '69), dan dua Piala Champions Eropa (1961 dan '62).

8. Juventus Era Trappatoni (1981-1993)
Era tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat Seri-A porak poranda di 1980-an. Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan gelar Seri-A empat kali di era tersebut. Setelah 6 pemainnya ikut andil dalam timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 1982 dengan Paolo Rossi sebagai salah satu pemain Juve kemudian terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada 1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia di tahun tersebut ditambah dengan kedatangan bintang Prancis Michel Platini, Juventus kembali difavoritkan di musim 1982-83. Namun Juventus yang juga disibukkan dengan jadwal kejuaraan Eropa memulai kompetisi dengan lambat. Hal itu ditunjukkan dengan menelan kekalahan dari Sampdoria di pertandingan pembuka musim serta menang dengan tidak meyakinkan atas Fiorentina dan Torino. Sementara di Eropa, mereka berhasil menyingkirkan Hvidovre (Denmark) dan Standard Liege (Belgia) di penyisihan. Akan tetapi, Juventus kembali ke trek juara di musim dingin bersamaan keberhasilan mereka menembus perempat final Liga Champions. Selanjutnya, kemenangan atas Roma melalui 2 gol dari Platini dan Brio membuat jarak keduanya berselisih 3 poin dengan Roma di posisi puncak. Namun, karena konsentrasi Juve terpecah antara Serie A dan Liga Champions akhirnya tidak berhasil mengejar AS Roma yang menjadi juara. Juventus seharusnya bisa menumpahkan kekecewaannya di Liga saat mereka bertemu Hamburg di final Liga Champions tapi hal itu tidak terjadi. Berada di posisi kedua di kompetisi domestic dan Eropa, Juventus akhirnya berhasil merebut gelar penghibur saat menjuarai Piala Italia dan Piala Interkontinental.

Musim panas 1983, Juve kehilangan dua pilar inti mereka. Dino Zoff gantung sepatu di usia 41 tahun sedangkan Bettega beralih ke Kanada untuk mengakhiri karirnya di sana. Juve lantas merekrut kiper baru dari Avellino: Stefano Tacconi dan Beniamino Vinola dari klub yang sama. Sementara Nico Penzo menjadi pendampong Rossi di lini depan. Juve pada saat itu berkonsentrasi penuh di dua kompetisi, Liga dan Piala Winner. Hasilnya, melalui penampilan yang konsisten sepanjang musim, Juve merengkuh gelar liga satu minggu sebelum kompetisi usai. Dan gelar ini ditambah gelar lainnya di Piala Winner saat mereka mengalahkan Porto 2-1 di Basel pada 16 Mei 1984. Dua gelar ini sangat bersejarah dan merupakan prestasi bagi kapten klub Scirea dan kawan-kawan.

Setelah era keemasan Rossi usai, Michel Platini kemudian secara mengejutkan berhasil menjadi pemain terbaik Eropa tiga kali berturut-turut; 1983, 1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat tahun berurutan.Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FC dari Inggris tersebut yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhan dengan para hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun.Juventus kemudian merebut scudetto terakhir mereka di era 1980-an pada musim 1985-86, yang juga menjadi tahun terakhir Trappatoni di Juventus. Memasuki akhir 1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan.Pada 1990, Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan Piala Dunia 1990.


7. Inter Milan Era Hererra (1960-1968)
Setelah masa perang, Inter memenangi gelar Seri A lagi pada tahun 1953 dan yang ketujuh di tahun 1954. Setelah memenangi beberapa trofi ini, Inter memasuki masa keemasan mereka yang disebut La Grande Inter. Selama masa keemasan mereka, dibawah asuhan Pelatih Helenio Herrera, Inter memenangkan tiga trofi di tahun 1963, 1965, dan 1966. Pada waktu ini, Inter juga terkenal dengan kemenangan Piala Eropa dua kali berturut-turut. Di tahun 1963, Inter memenangkan trofi Piala Eropa mereka setelah mengalahkan klub terkenal Real Madrid. Musim selanjutnya, bermain di kandang mereka sendiri, Inter memenangkan trofi Piala Eropa untuk kedua kalinya setelah mengalahkan klub dari Portugal, Benfica.


6. Liverpool era Bob Paisley (1974-1983)
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.

Sebagai penerus Bob Paisley yang pensiun di tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.

Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri. Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.


5. Muenchen Era Franz Beckenbauer (1970-1977)
Udo Lattek mengambil alih pada tahun 1970. Setelah memenangkan piala di musim pertamanya, Lattek pimpin Bayern menjadi juara ketiga Jerman. Pertandingan penentu dalam musim 1971-72 melawan Schalke 04 adalah pertandingan pertama di baru Stadion Olimpiade , dan juga pertandingan disiarkan live pertama dalam sejarah Bundesliga. Bayern mengalahkan Schalke 5-1 dan dengan demikian merebut gelar, juga pengaturan beberapa catatan, termasuk poin diperoleh dan gol. Bayern juga memenangi dua kejuaraan berikutnya, tetapi puncaknya adalah kemenangan mereka di final Piala Eropa melawan Atletico Madrid , Bayern menang 4-0 yang setelah replay. Selama tahun-tahun berikutnya tim tidak berhasil dalam negeri, tetapi mempertahankan gelar Eropa mereka dengan mengalahkan Leeds United di akhir ketika Roth dan kemenangan Müller dijamin dengan tujuan akhir. Setahun kemudian di Glasgow , AS Saint-Étienne yang dikalahkan oleh Roth dan Bayern menjadi klub ketiga untuk memenangkan trofi dalam tiga tahun berturut-turut. Trofi akhir dimenangkan oleh Bayern di era ini adalah Piala Intercontinental , di mana mereka mengalahkan klub Brasil Cruzeiro


4. Ajax Era Johan Cruyff (1965-1973)
Ajax salah satu klub paling sukses di dunia, menurut IFFHS .Ajax adalah klub paling sukses ketujuh Eropa abad ke-20 Klub ini salah satu dari lima tim yang telah mendapatkan hak untuk menjaga Piala Eropa dan mengenakan lencana beberapa pemenang, mereka menang berturut-turut di 1971-1973. Pada tahun 1972, mereka menyelesaikan treble Eropa dengan memenangkan Belanda Eredivisie , Piala KNVB , dan Piala Eropa, untuk tanggal, mereka adalah satu-satunya tim untuk menjaga Piala Eropa dan mencapai treble Eropa.Mereka juga salah satu dari tiga tim untuk memenangkan treble dan Piala Intercontinental pada tahun musim / kalender yang sama;Hal ini dicapai pada musim 1971-72. Ajax, Juventus dan Bayern Munich adalah tiga klub untuk telah memenangkan semua tiga besar UEFA kompetisi klub.

Bersama Cruyff mereka klub di segani Dieranya ,Selain sederet piala,Mereka juga memainkan sepakbola Menyerang yg disebut Total Football.

3. Real Madrid Era Di Stefano (1953-1954)
Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943. Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangun Stadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.

Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini. Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960. Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa. Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles berjudul "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.

Pada 1970-an, Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara Piala Spanyol. Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea. Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFA kemudian menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung. Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.

2. AC Milan Era Sacchi (1987-1991)
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.

Dibawah kepelatihan Sacchi, Milan bermain berbeda dengan tim-tim Italia lain, dengan mengambil gaya bermain Brazil saat memenangkan Piala Dunia 1970, dan Ajax di era total football Rinus Michels. Dengan meninggalkan pola man-marking, menggantinya dengan permainan yang intensif, menyerang, dan pressing ketat, dia merevolusi wajah sepakbola Italia.
Barisan deffence Milan saat diisi oleh kuartet Italian best, di komandoi oleh Franco Baresi dan menampilkan sosok Paolo Maldini muda, dan trio Belanda: van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard yang menyokong penyerangan. Tim ini memenangkan Club World Cup dua kali, dan di Mei 1990, Milan mengalahkan Benfica untuk menjaga throphy tetap bermukim di San Siro, dan menjadi tim terakhir hingga saat ini yang dapat memenangkan Piala Champions 2 kali berturut-turut.
1. Barcelona Era Pep Guardiola (2008-2012)
Disebut - sebut sebagai Tim Terbaik sepanjang sejarah,bukan hanya karena memenangkan 6 gelar dalam setahun ataupun 2 Liga Champion,3 Laliga ,1 Copa Delrey,3 Super Copa Spanyol,1 Piala Dunia Antar Klub,Tetapi karena filosofi bermain yg selalu menyerang, Penguasaan Bola hingga 85%,Mayoritas pemain dari tim Yunior (Lamasia),Messi,Xavi dan Iniesta adalah peraih 3 besar pemain terbaik versi FIFA (FIFA Ballon D'Or).

Era keemasan Barcelona dimulai sejak kehadiran Frank Rijkaard dengan membeli pemain macam Ronaldinho,Eto'o,Daniel Alves,hingga Thiery Henry.
hingga th 2008 mengangkat Pep dari Pelatih Junior.

4 Bintang Sepak Bola Dunia yang Tak Pernah Tampil di Piala Dunia

Kehebatan dan nama besar pesepakbola kadang tak berbanding  lurus dengan prestasi. Kebintangan sang pemain juga bukan sebuah  jaminan bisa berlaga di semua level hingga ajang Piala Dunia. Berikut 4  pemain mega bintang yang tak pernah berlaga di  putaran  final World Cup.


1. George Best (Irlandia)

Satu  kesempatan emas datang bagi Irlandia untuk bisa berlaga  di ajang  Piala Dunia. Tepatnya pada Espana 1982.  Alasannya  jelas karena  Irlandia   diperkuat mega bintang  George  Best,  pemain terbaik  Eropa  saat itu.. Namun sayang dalam  babak  kualifikasi Grup 2 Zona Eropa, Irlandia hanya berada di posisi tiga di  bawah Belgia dan Prancis. Lebih menyedihkan bagi Best, gagalnya  mereka menuju Espana hanya lantaran kalah selisih gol dari Prancis  yang sama sama mengumpulkan nilai 10.


2. George Weah (Liberia)

Siapa  tak kenal George Weah, pesepakbola asal Liberia.  Segudang prestasi baik individu maupun bersama klub berhasil diraih  pemilik nama lengkap George Tawlon Manneh Oppong Ousman Weah. Catatan emasnya  menjadi pemain terbaik Dunia, Eropa dan  Afrika,  bahkan dianggap  pemain terbaik Afrika sepanjang masa tak mampu membawa negaranya berlaga di Piala Dunia. Kesempatan terakhirnya di Piala Dunia 2002, Weah hanya menjadikan Liberia berada diperingkat  dua Grup 2 kualifikasi Zona Afrika.


3. Eric Cantona (Prancis)

Julukannya  “The  King”. Wajar jika Eric  Cantona  dijuluki  sang raja. Permainan dan kepemimpinannya di lapangan sangat berkharisma.  Teknik tingginya memaksa rekan dan lawan  terpesona.  Puncak kejayaannya “King Cantona” terjadi bersama klub Manchester  United.

Sayang kebintangan bersama “Setan Merah” tak bisa diperlihatkan kala berkostum Timnas Prancis. Perselisihanya dengan  pelatih Henri Michel memaksa King Cantona terdepak dari skuad Prancis  di Piala  Dunia 1990 Italia dan Amerika  Serikat  1994.  Kesempatan terakhirnya  di Piala Dunia 1998 harus terkubur  lantaran  tengah menjalani skorsing  aksi tendangan kungfunya saat membela MU.


4. Ryan Giggs (Wales)

Menjadi  salah seorang bintang di era sepakbola millenium  pantas disandang Ryan Giggs. Kesetiaan bersama Manchester United  dengan segudang gelar berhasil diraih hingga mendapat kehormatan  mendapat gelar Sir dari kerajaan Inggris. Sayang kebintangan Giggs tak pernah  bisa  menyinari  negaranya, Wales di  ajang Piala  Dunia lantaran selalu gagal di babak penyisihan grup Zona Eropa.

5 Pemain Sepak Bola Tercepat Di Dunia

. Thierry Henry (New York Red Bulls/Prancis)

Pemain yang pernah memperkuat Arsenal dan Barcelona ini adalah jawara pemain tercepat saat ini. Henry dapat melesat mencapai top speed 10,96 meter per detik.



2. Cristiano Ronaldo (Real Madrid/Portugal)

Pemain termahal di dunia ini dapat berlari dengan kecepatan 10,43 meter per detik. Inilah yang menjadi kunci kekuatan CR7 dalam menaklukan lawannya selain teknik dribelnya yang sempurna.


3. Theo Walcott (Arsenal/Inggris)

Pemain termuda yang dibawa Sven Goran Eriksson saat Piala Dunia 2006 ini mampu berlari dengan kecepatan 10,42 meter per  detik untuk meninggalkan lawan-lawannya.


4. Gabriel Agbonlahor (Aston Villa/Inggris)

Pemain muda asal Inggris ini dapat mencapai top speed 10,41 meter per detik saat berlari.


5. Gareth Bale (Tottenham Hotspur/Wales)

Winger paling sensasional musim ini mampu berlari dengan kecepatan 10,23 meter per detik. Dalam beberapa pertandingan di musim ini, kelebihannya itu berkali-kali mampu menghancurkan pertahanan lawan-lawan yang merupakan klub-klub besar di Eropa.


Senin, 18 Maret 2013

10 Pelatih Termahal Di Dunia


10. Arsene Wenger (4.8 juta euro per tahun)

Lahir di prancis 22 Oktober 1949. Merupakan rival abadi Fergusson baik di media maupun di lapangan hijau. Si Professor (julukannya) menjadi manager yang tergolong sukses membangun Arsenal menjadi sebuah tim yang kompeten baik di EPL maupun di liga Champions. Sangat handal dalam membina sejumlah pemain muda seperti Henry, Fabregas, dll.

9. Gus Hiddink (5 juta euro per tahun)

Lahir 8 November 1946 di Belanda. Tergolong pelatih yang telah banyak mengenyam asam garam. Berbagai klub serta negara telah merasakan sentuhan manis Hiddink. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah membawa tim nasional Korea Selatan hingga semifinal di Piala Dunia 2002.

8. Louis Van Gaal (5.2 juta euro per tahun)

Lahir di Amsterdam, Belanda 8, agustus 1951. Memulai debut kepelatihaanya bersama Ajax Amsterdam dan meraih berbagai titel bersama klub ini. Ia sukses menjadikan generasi emas Ajax berjaya meraih tahta diantaranya liga champions pada 1994/95. Di periode 2000- 2002 ia sempat menangani tim Der Oranje namun dianggap gagal dan namanya sempat meredup. Di musim 2008/09 Van Gaal kembali menemukan sentuhanya ketika membawa AZ juara liga Belanda menggeser dominasi Ajax dan PSV selama ini. Kini ia kembali mencoba peruntungannya bersama Bayern Muenchen di Bundesliga.

7. Manuel Pellegrini ( 5.5 juta euro per tahun)

Lahir 16 September, 1953 di Chile. Karir kepelatihaannya banyak dihabiskan dengan mengangani sejumlah klub-klub di Amerika Latin. Namanya mulai naik daun saat berhasil menggenjot Villareal menjadi kuda hitam baik di kompetisi Eropa maupaun liga Spanyol hingga akhirnya kini ia direkrut oleh Real Madrid. Namun, karena dianggap gagal, ia pun dipecat klub raksasa itu.

6. Carlo Ancelotti (6 juta euro per tahun)

Lahir 10 Juni 1959 di Reggiolo Italia. Puncak karir kepelatihaanya ketika berhasil meraih berbagai piala bersama raksasa Italia, AC Milan. Ia pun tercatat sebagai salah satu orang yang berhasil meraih Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih. Ancelotti saat ini melatih klub Inggris, Chelsea.

5. Roberto Mancini (6 juta euro per tahun)

Lahir 27 ovember 1964 Ancona, Italia. Merupakan manager muda yang dianggap potensial. Sangat menyukai tipikal formasi menyerang. Namanya muncul di permukaan ketika menjadi asisten pelatih dari Sven Gorran Erricson saat di lazio. Setelah dianggap cukup sukses di lazio pada periode 2002-2004, ia pun akhirnya bergabung dengan raksasa Italia, Inter Milan. Saat ini ia melatih Manchester City.

4. Sir Alex Ferguson (7 juta euro per tahun)

Lahir 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Salah satu manager terbaik sepanjang masa. Merupakan tokoh penting dibalik berdirinya emperium raksasa Eropa, Manchester United.

3. Fabio Capello ( 11 juta euro per tahun)

Seorang manajer berkebangsaan Italia. Merupakan contoh pelatih bertangan dingin yang lebih mementingkan hasil ketimbang permainan. Ia sempat merasakan masa keemasan bersama AC Milan di periode 90-an dengan trio Belandanya.

2. Jose Mourinho ( 11 juta euro per tahun)

Lahir 26 January 1963, Maurinho terkenal dengan gayanya yang necis dan eksentrik yang kerap memancing kontroversi di media pers. Sebagai seorang pelatih muda Maurinho memang sudah kesohor akan kemampuannya dalam kejeniusannya menganalisa taktik permainan. Mulai muncul di permukaan saat meraih Liga champion 2004 bersama FC Porto dengan menaklukan AS Monaco 3-0 di final. Alhasil ia pun direkrut chelsea yang kala itu sedang dalam proses membangun emperium eropa bersama Abrahamovic-nya.

Salah Satu statement terkenal yang dilontarkanya ketika bergabung pertama kali dengan Chelsea adalah, "Jangan sebut aku arogan, tapi aku memang jawara Eropa, dan kupikir aku memang orang yang spesial".

1. Fellipe Scolari ( 16.6 juta euro per tahun)

Lahir 9 November 1948 di Passo Fundo, Rio Grande do Sul. Big Phil (julukannya) mulai menanjak karirnya semenjak berhasil membawa Ronaldo cs mengangkat trofi Piala Dunia 2002.


6 Pemain Sepak Bola Asia Versi ESPN


1. Omar Abdulrahman (Uni Emirat Arab/Al-Ain)


Nama lengkap        : Omar Abdul Rahman Ahmed AlRaaki Al Amoodi
Tanggal lahir          : 20 September 1991
Tempat lahir           : Riyadh , Arab Saudi
Tinggi                     : 1,73 m 
Posisi bermain       : Winger
Klub                       : Al-Ain
Nomor                    :10
2. Shinji Kagawa (Jepang/Manchester United)
 
Nama lengkap     : Shinji Kagawa
Tanggal lahir       : 17 Maret 1989 
Tempat lahir        : Kobe, Hyōgo, Japan
Tinggi                  : 1.72 m 
Posisi bermain    : Gelandang
Klub                    : Manchester United
Nomor                 : 26

3. Koo Ja-cheol (Korea Selatan/FC Augsburg) 

Nama lengkap  : Koo Ja-Cheol
Tanggal lahir    : 27 Februari 1989
Tempat lahir     : ChungjuChungbukKorea Selatan
Tinggi               : 1,83 m
Posisi bermain : Gelandang tengah
Klub                 : FC Augsburg
Nomor
              : 7
 


4. Lee Keun-ho (Korea Selatan/Ulsan Horangi)
 
Nama lengkap   : Lee Keun-Ho
Tanggal lahir     : 11 April 1985
Tempat lahir      : IncheonKorea Selatan
Tinggi                : 1.76 m
Posisi bermain  : Gelandang Sayap / Penyerang
Klub                  : Sangju Sangmu
 


5. Bambang Pamungkas (Indonesia/Persija Jakarta)
Nama lengkap    : Bambang Pamungkas
Tanggal lahir      : 10 Juni 1980
Tempat lahir       : Semarang, Indonesia
Tinggi                 : 1.70 m
Posisi bermain   : Penyerang
Klub                   : Persija Jakarta
Nomor               : 20

6. Yuto Nagatomo (Jepang/Inter Milan)



Nama lengkap     : Yuto Nagatomo
Tanggal lahir       : 12 September 1986
Tempat lahir        : Ehime, Jepang
Tinggi                  : 1.70 m (5 ft 7 in)
Posisi bermain    : Bek
Klub                    : Internazionale Milan
Nomor                : 55